Sahabat, hari ini saya akan berbagi Artikel tentang aturan minum obat agar lebih tepat.
Aturan dalam
pengobatan tradisional atau herbal atau anggapan dalam masyarakat, tak boleh
minum obat sesudah konsumsi makanan tertentu, ternyata bukan mitos. Makanan
atau minuman tertentu dapat berinteraksi dengan obat jika dikonsumsi bersamaan,
membuat khasiat obat jadi lebih keras atau sebaliknya, meniadakan,
menurunkan atau menghilangkan khasiat obat. Bahkan bisa menyebabkan
akibat serius. Berikut makanan/ minuman yang tak boleh dikonsumsi bersamaan
dengan obat.
Jangan
campur dengan:
Statin (obat
penurun kolesterol) dan dextromethorphan (obat untuk mengatasi batuk yang
disebabkan pilek dan flu)
Akibat yang
bisa terjadi:
Jeruk nipis,
pomelo (sejenis jeruk bali) dapat menghambat sejenis enzim yang memecah statin
(obat kolesterol) dan obat lain, termasuk obat batuk dextromethorphan. Obat
jadi menimbun di dalam aliran darah, meningkatkan risiko efek samping. Untuk
dextromethorphan, efek sampingnya adalah halusinasi dan mengantuk. Pada statin,
bisa menyebabkan kerusakan otot parah.
Buah ini dan
jusnya bisa bertahan sehari atau lebih lama di dalam tubuh. Hindari sama sekali
jus atau buahnya jika minum obat tersebut di atas.
- Jus apel,
- Jus jeruk/orange juice
- Jus grapefruit
Jangan
campur dengan:
Obat alergi
Allegra (fexofenadine), antibiotik Cipro atau Levaquin, obat thyroid Synthroid,
obat alergi dan asma Singulair
Akibat yang
bisa terjadi:
Jus ini
menghambat peptide yang mengangkut obat-obatan tersebut dari sistem pencernaan
ke dalam aliran darah sehingga mengurangi absorpsi, membuat obat kurang
efektif. Jangan minum jus tersebut di atas paling sedikit 4 jam sesudah minum
obat ini.
Grapefruit
(sejenis jeruk) dan jus grapefruit bisa mengubah fungsi enzim tertentu di dalam
sistem pencernaan yang memproses beberapa jenis obat.
Jangan
campur dengan:
- Beberapa jenis obat statin
untuk menurunkan kolesterol seperti simvastatin (Zocor), atorvastatin
(Lipitor), pravastatin (Pravachol) dan lovastatin (Mevacor).
- Beberapa jenis obat penurun
tekanan darah seperti nifediac, afeditab.
- Beberapa jenis obat
anti-anxiety seperti buspirone
- Beberapa jenis obat
anti-arrhythmia seperti Cordarone dan Nexterone
- Beberapa jenis antihistamine
seperti Allegra (fexofenadine)
- Obat anti malaria quinerva atau
quinite (quinine)
- Obat halcion (triazolam) untuk
mengobati insomnia
Akibat yang
bisa terjadi:
Makan
grapefruit atau minum jus grapefruit dalam jumlah bermakna, bahkan beberapa jam
sebelum atau sesudah minum obat, dapat meningkatkan efek samping atau dalam
kasus parah, dapat menyebabkan kerusakan organ.
Grapefruit
dapat membuat kadar obat statin menimbun di dalam tubuh, dan akhirnya bisa
menyebabkan kerusakan liver atau kerusakan otot yang bisa mengakibatkan gagal
ginjal. Untuk antihistamine, grapefruit menghambat uptake obat ke dalam aliran
darah, mengakibatkan kadar obat di dalam darah turun. Karena itu, paling aman
jangan makan grapefruit atau minum jus grapefruit sama sekali ketika minum
obat.
- Sayuran kaya Vitamin K
- Bawang putih
- Kayumanis
- Cranberry
- Jahe
- Ginseng
- Ginkgo
- Teh hijau
Vitamin K
termasuk komponen penting dalam proses pembekuan darah. Sayuran hijau yang
terutama tinggi vitamin K adalah kale, bayam, collard, peterseli, Swiss chard.
Jangan
campur dengan:
Anti-coagulants
– pengencer darah - diresepkan untuk mengobati gumpalan darah – blood
clot - dan menurunkan risiko pembentukan gumpalan darah di kemudian hari. Blood
clot dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau kondisi serius lainnya
jika gumpalan terjadi di kaki atau paru.
Akibat yang
bisa terjadi:
Makanan kaya
vitamin K bisa secara bermakna berefek pada anti-coagulants tertentu, seperti
warfarin. Jika minum warfarin, untuk mencegah membuat darah lebih kental secara
tak disengaja, tanya dokter jumlah makanan ini yang boleh dikonsumsi. Teh hijau
juga mengandung vitamin K. Tanya dokter apakah boleh diminum ketika minum obat
anti-coagulants.
Bawang
putih, jahe, cranberry, jus cranberry, ginseng, kayu manis, ginkgo, dapat
mengencerkan darah. Konsumsi dalam dosis tinggi bersama anti-coagulant
meningkatkan risiko pendarahan berlebihan.
Walnut kaya
serat, baik untuk pencernaan dan kolesterol, tapi bisa mengubah absorpsi obat
tertentu.
Jangan
campur dengan:
Obat thyroid
seperti levothyroxine (Levothroid, Levoxyl, Synthorid).
Akibat yang
bisa terjadi:
Walnut dapat
mengurangi absorpsi levothyroxine, obat yang paling umum digunakan untuk
mengobati hypothyroidism. Hindari juga tepung kedelai, cottonseed meal, makanan
tinggi serat dan suplemen serat karena bisa berefek pada fungsi levothyroxine.
- Keju parmesan/ mozzarella
- Aged cheddar
- Daging olahan
- Pisang
- Avokad
- Cokelat
Strong, aged
cheese (aged cheddar, Swiss cheese, blue cheese, Camembert, brie, mozzarella, parmesan),
hati sapi/ ayam, daging olahan, makanan yang diasap, diacar, difermentasi,
anchovies, avokad, pisang, cokelat, termasuk makanan kaya tyramine, sejenis
asam amino alamiah.
Jangan
campur dengan:
Obat
monoamine oxidase inhibitors (MAOI) dan obat antibiotik tertentu.
Akibat yang
bisa terjadi:
MAOI seperti
phenylzine atau tranylcypromine adalah jenis obat antidepressant. Makan banyak
makanan yang mengandung tyramine ketika minum obat MAOI, bisa menyebabkan
tekanan darah mendadak naik sampai pada tingkat yang membahayakan, sakit
kepala, mual. Orang-orang yang minum MAOI harus diet rendah tyramine di bawah
pengawasan dokter. Tyramine juga berbahaya jika dicampur dengan obat antibiotik
tertentu, contohnya linezolid.
- Susu
- Produk susu (dairy product):
yogurt, keju; minuman yang difortifikasi kalsium
Kalsium baik
untuk kesehatan tulang dan sistem saraf, tapi bisa berefek pada absorpsi obat
tertentu di dalam sistem pencernaan.
Jangan
campur dengan:
Antibiotik
quinolone dan tetracycline
Akibat yang bisa
terjadi:
Antibiotik
tetracycline, doxycycline, minocycline, tak bisa diabsorp secara baik jika
diminum dengan susu, yogurt, atau bahkan jus jeruk yang difortifikasi kalsium.
Susu dan minuman lain yang diperkaya kalsium dapat mengikat obat pembasmi infeksi
ini di dalam saluran cerna sehingga obat tidak diabsorp ke dalam aliran darah.
Obat tetap tinggal di dalam usus dan berakhir di toilet. Akibatnya bukan hanya
infeksi tidak sembuh, tapi juga bisa membuat bakteri resisten terhadap
antibiotik. Sesudah minum obat ini, jangan konsumsi produk susu selama beberapa
jam.
- Pisang
- Jeruk
- sayuran daun hijau
Buah dan
sayuran kaya potassium.
Jangan
campur dengan:
- ACE inhibitor, contohnya
captopril (Capoten), enalapril (Vasotec), dan lisinopril (Prinivil,
Zestril), digunakan untuk menurunkan tekanan darah atau mengobati gagal
jantung.
- Obat diuretik tertentu, seperti
triamterene (Dyrenium), digunakan untuk mengurangi penimbunan cairan dan
mengobati tekanan darah tinggi.
Akibat yang
bisa terjadi:
ACE
inhibitor dan diuretik yang disebut ‘potassium sparing’ dapat meningkatkan
jumlah potassium di dalam tubuh. Terlalu banyak potassium dapat menyebabkan
denyut jantung tidak beraturan dan jantung berdebar-debar - heart palpitations.
Jika minum obat ini, jangan konsumsi makanan tinggi potassium dalam jumlah
besar. Makanan tinggi potassium antara lain, pisang, jeruk, sayuran daun hijau,
dan pengganti garam seperti Morton Lite Salt.
Alkohol
Jangan
campur dengan:
- Acetaminophen
- Obat pilek yang dijual bebas (over
– the – counter – OTC)
- Obat penawar sakit resep dokter
dan yang dijual bebas (OTC)
- Obat antidepressant
- Berbagai obat lain, perhatikan
instruksi pada label atau instruksi dokter
Akibat yang
bisa terjadi
Perhatikan
peringatan tentang alkohol. Banyak obat yang disertai dengan instruksi jangan
minum alkohol ketika minum obat. Ini peringatan penting. Hanya segelas kecil
wine saja bisa terlalu banyak. Alkohol saja sudah bisa membuat mengantuk,
pusing, dan kurang koordinasi. Minum obat tertentu dengan alkohol bisa
memperbesar efek ini. Bahkan bisa menyebabkan masalah serius, antara lain
pendarahan dalam, masalah-masalah pernapasan, dan masalah-masalah jantung.
Alkohol juga
bisa membuat obat kurang efektif, bahkan tidak berguna atau bisa membuat obat
toksik. Minum acetaminophen dengan alkohol misalnya, bisa menyebabkan kerusakan
liver.
Minum dengan
obat antidepressant dapat menyebabkan hipertensi, sakit kepala, jantung
berdetak cepat, dan stroke.
Sumber:
Consumer
Reports.com
USA
TODAY.com
Doctor
Oz.com
Mens Health.com
Prevention.com
Dalam artikel lain yg bersumber dari http://www.memobee.com menyatakan,
makanan/minuman ini tidak boleh diminum bersama dengan obat :
1.Minuman Berkafein
Kafein dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang serius jika diminum dengan
stimulan. Hindari meminum secangkir kopi saat sedang mengonsumsi efedrin
(penekan nafsu makan), obat asma dan amfetamin. Beri jarak 2-3 jam setelah
minum obat, baru minum kopi.
Banyak orang
mengetahui jika kafein biasa terdapat dalam kopi atau minuman berenergi.
Padahal tidak hanya disitu, zat kafein juga banyak ditemukan dalam kandungan
teh, khususnya teh hijau. Makanya agar tidak salah , hindarilah minum kopi atau
teh ketika meminum obat. Menurut pakar kesihatan, kafein berbahaya jika diminum
dengan obat yang mengandung stimulah. Biasakan untuk tidak meminum minuman
berkafein saat memakn pil penekan nafsu makan atau diet, obat asma atau
amfetamin. Jika Anda seorang penggila kafein, tunggu 2 hingga 3 jam setelah
meminum obat.
2. Semua Jenis Susu
Hampir semua
orang suka minum susu, tapi walau diklaim menyihatkan. Jangan pernah coba-coba
meminum obat menggunakan air susu. Kandungan zat di dalam susu akan mengurangi
daya serap antibiotik dalam tubuh sekaligus menghambat penyerapan beberapa
komponen tertentu dalam obat. Tidak hanya itu, kandungan kalsium pada susu juga
dapat mengganggu efekt obat. Jadi saat mengkonsumsi obat, biasakanlah untuk
menghindari konsumsi susu, setidaknya hingga 4 jam kedepan.
Jangan minum obat dengan susu' kata-kata itu seringkali didengar atau
diucapkan oleh masyarakat ketika ingin mengonsumsi obat oral. Kenapa susu tidak
boleh dicampur dengan obat?
Obat atau antibiotik yang dikonsumsi secara oral bisa menjadi efektif bagi
seseorang jika dikonsumsi dan diserap dengan baik oleh tubuh. Obat oral harus
diserap dari saluran pencernaan hingga bisa masuk ke dalam aliran darah lalu
dikirim ke daerah yang sakit atau mengalami infeksi untuk pengobatan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap
obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi
lemak atau nutrisi lainnya, serta apakah ada unsur-unsur tertentu di dalam
tubuh seperti kalsium.
Beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan
bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau
antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh.
3. Jus Pomegranate (Delima), Jus Grapefruit dan Segala Jenis Jus Lainnya
Vitamin pada buah-buahan membuat tubuh lebih fit. Terutama obat, dapat
segera menyembuhkan penyakit. Namun sering kali orang yang sedang sakit minum
obat bersamaan waktu dengan minum jus. Padahal, minum obat bersamaan dengan jus
dapat menghilangkan efek khasiat obat yang diminum.
Kesimpulan ini didapat berdasarkan penelitian dari Universitas Western
Ontario, Kanada oleh Prof. David Bailey. Hasil penelitian ini membuktikan bawa
jus dapat mengganggu ketahanan tubuh dalam menyerap sari obat. Penelitian ini
dilakukan pada sejumlah orang yang diminta meminum obat dengan air putih dan
jus buah.
Setelah diteliti, ternyata orang yang meminum obat dengan air putih mampu
menyerap kandungan obat dengan penuh. Kemudian, orang yang meminum obat dengan
jus hanya mampu menyerap sebagian kandungan obat. Menurutnya, jus buah yang
dapat mengurangi serapan obat adalah jus jeruk, jus apel, dan jus anggur.
Sedangkan obat yang kurang terserap akibat jus tersebut adalah obat antikanker,
darah tinggi, jantung, dan obat-obat antibiotik lainnya.
Agar obat menyerap penuh kedalam tubuh, hindarilah mengkonsumsi jus di
waktu yang sama. Sayang kan, jika kita meminum obat namun kurang berkhasiat. Akan
lebih baik jika diseling waktu antara minum jus dan minum obat. Bagaimana
pendapat Anda?
Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus pomegranate (Delima)
Menurut pakar jus delima tidak boleh digunakan untuk meminum obat. Zat yang
terdapat dalam jus tersebut dapat memperlambat kecepatan hati untuk memecah
pengencer darah dan menyebabkan berkurangnya efeks obat. Tidak hanya itu, para
pakar juga menemukan bahwa enzim di dalam jus delima dapat memecah resep obat.
Alasan tidak boleh meminum obat dengan Jus Grapefruit
Grapefruit bukanlah anggur. Namun, buah ini juga tidak dapat disamakan dengan
jeruk Bali. Sejatinya jus grapefruit punya karakteristik dan manfaat hebat
untuk tubuh. Tapi akan menjadi hal berbeza jika Anda mengonsumsinya untuk minum
obat. University of Western Ontario menemukan bahawa meminum jus grapefruit
dapat mengganggu kinerja lebih dari 50 obat. Jus ini boleh meningkatkan
penyerapan obat-obatan tertentu serta dapat mengubah dosis obat yang diminum
dari dosi normal menjadi dosis berlebihan. Maka dari itu, hindarilah minuman
ini jika Anda tidak ingin mengalami over dosis.
4. Minuman Isotonik
Saat kita merasa lelah dan haus selesai beraktivitas, tentunya kita ingin
meneguk minuman yang segar dan rnampu mengembalikan stamina tubuh dengan cepat.
Maka minuman isotonic, pun menjadi salah satu pilihan. Disamping rasanya yang
bervariasi, minuman isotonic juga mengandung ion, yang dipercaya dapat cepat
menggantikan cairan tubuh yang hilang. Saat ini, banyak minuman isotonik di
pasaran bebas dengan berbagai merek dan dapat dibeli dengan harga yang cukup
terjangkau.
Hindari minum obat untuk gagal jantung dan obat-obatan hipertensi dengan
minuman isotonik karena minuman ini mengandung kalium. Selain itu, kalium yang
tinggi juga terdapat pada buah pisang. Kalium berguna bagi penderita
hipertensi, tetapi apabila asupan kalium malah berlebihan boleh membahayakan si
penderita.
5. Minuman Bersoda
Orang tua saya pernah bilang katanya kalau ingin atau setelah minum obat
tidak boleh minum minuman bersoda, misalnya pepsi, coca cola, dll . karena
berbahaya dan bisa menyebabkan keracunan, kematian, dll.
Soda memang bukan minuman yang baik untuk kesehatan karena bisa menyebabkan
kegemukan, osteoporosis bahkan mengurangi jumlah sperma. Tapi benarkah minum
obat dengan soda dapat menyebabkan kematian mendadak?
"saya kira harusnya minum obat pakai soda bukan penyebab kematian
mendadak. Harus dicari dulu cod (cause of death), dipelajari orang tersebut
pernah sakit apa," jelas dr. Tunggul d situmorang, sppd,kgh, ahli ginjal
dan direktur rs pgi cikini.
Menurut dr. Tunggul, meminum obat dengan menggunakan soda bukanlah suatu
penyebab terjadinya kematian mendadak, karena hal-hal yang bisa memicu kematian
mendadak antara lain:
SERANGAN JANTUNG
STROKE
EMBOLI (PEMBENTUKAN GELEMBUNG UDARA ATAU MASUKNYA BENDA
ASING DI ALIRAN DARAH YANG MENYEBABKAN ALIRAN DARAH TERSUMBAT)
GAGAL NAPAS
"memang ada reaksinya, tapi nggak ada ceritanya seperti itu (minum obat
dengan soda) bikin mati," tegas dr tunggul yang juga menjabat sebagai
direktur mrccc siloam hospital semanggi.
Tapi meski tidak menyebabkan kematian mendadak, minum obat memang tidak
dianjurkan dengan menggunakan soda atau minuman lain seperti susu, kopi, teh
dan jus. Dokter biasanya akan menganjurkan pasien untuk minum obat dengan air
putih karena air putih bebas dari kandungan bahan kimia sehingga tidak
menimbulkan kontraksi.
Bijaklah dalam meminum Obat agar kesembuhan dapat tercapai. Semoga
kesehatan senantiasa menyertai kita. Aamiin